PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK MENURUT AJARAN ISLAM

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK MENURUT AJARAN ISLAM

A.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan "proses interaksi antara pendidik dengan  peserta didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan.”[1] Oleh sebab itu tentunya pendidikan harus terus ditingkatkan terutama melalui kedua komponen pendidikan  tersebut, khususnya guru karena gurulah yang bertugas sebagai pendidik yang akan mengantarkan peserta didiknya kearah yang lebih baik sehingga dapat menjadi manusia yang berkualitas, dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri maupun pada bangsa dan negara.
                  Selain itu, peran orang tua tak kalah pentingnya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasiolal sebagai mana yang tertera dalam UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan Nasional bertujuan untuk:
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa beraklak mulia, sehat kreatif, amandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[2]

      Dari tujuan pendidikan nasional diatas dan hubungannya dengan tujuan pendidikan nasional memiliki sebuah hubungan yang sangat erat. Hal ini dapat kita lihat bahwa orang yang dewasa yang akan mengantarkan anak menuju kedewasaannya baik kedewasaan dari segi koognitif, afektif maupun psiko motorik.
Oleh karena itu peran orang tua disini memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa baik dari segi positif ataupun dari segi negatif. Karena  bersama orang tuanyalah anak banyak menghabiskan waktunya dan bersama orang tua pula anak nendapat pelajaran. Hal ini sesuai dengan sabda nabi:

Artinya: Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) maka orang tua nyalah yang menjadikannya sebagai yahudi, nasrani atau majusi”

Dari hadits diatas dapatlah kita pahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak didik tergantung kepada otang tua apakah dia akan membentuk anaknya menjadi orang baik ataupun dia membiarkan anaknya menjadi orang yang tidak baik.
Kalaulah kita lihat di Desa Sungai Betung Hilir, merupakan Desa yang mayoritas penduduknya bertani, dari pengamatan penulis di Desa ini peran orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan pendidikan anak memiliki bentuk yang berbeda, dari kebanyakan orang tuanya yang mendapat pendidikan SD, SMP, ataupun SMA sudah tentu pola pendidikan kepada anak memiliki arah yang lebih baik namun hal itu juga terbatas pada beberapa orang tua saja sedangkan orang tua di desa ini mayoritas mengecap pendidikan hanya sebatas bangku SD saja hal ini dikarenakan pengaruh ekonomi dan minimnya minat masyarakat terhadap pendidikan.
Disamping itu pengaruh terhadap anak memiliki corak yang berbeda pula kebanyakan anak-anak sangat sedikit menempuh jenjang pendidikan di karenakan membantu orang tua keladang dan sawah. Untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dipegaruhi oleh ekonomi dan juga kesadaran orang tua terhadap kelanjutan pendidikan anak-anaknya yang mengakibatkan pendidikan anak tidak terjaga dengan baik.  <span class=”fullpost”>
Oleh karena kurang kontrol dari orang tua yang berakibat rasa kebebasan bagi anak sangatlah tinggi baik dari segi tingkahlaku yang mengarah ke positif seperti pengajian, organisasi kemasyarakatan, namun yang lebih mendominani mereka yang kurang dikontrol adalah perilaku yang mengarah kepada hal-hal yang negatif seperti minum-minuman keras, tauran, bahkan nonton film porno dari VCD ataupun HP Celuler.
Dari perkembangan siswa diatas sangatlah mengkhawatirkan bagi penulis akan masa depan generasi muda di desa Sungai Betung Hilir  ini. Karena generasi mudalah yang di harapkan motor penggerak pembangunan Desa Sungai Sungai Betung Hilir.
Maka dari itu, beranjak dari persoalan tersebut, penulis mencoba mengkaji secara mendalam  tentang bagaimana islam memandang pendidikan orang tua dan anak di Desa Sungai Kuning Renah pemetik yang penulis angkat dengan judul: ”Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Menurut Ajaran Islam.”
 B.  Rumusan dan Batasan Masalah
      1.   Rumusan Masalah.
            Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a.  Bagaimana penerapan pendidikan agama oleh orang tua terhadap anak di desa Sungai Betung Hilir?
b.  Bagaimana pemahaman agama anak di Desa Sungai Betung Hilir?
c. Bagaimana pendidikan agama orang tua dalam pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak?
      2.   Batasan Masalah
            Agar permasalahan menjadi terarah dan terfokus maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, Adapun masalah yang akan di bahas dalam hal ini adalah bagai mana peran pendidikan agama orang tua yang pengaruhnya terhadap perkembangan pendidikan anak. Sehingga generasi muda yang di dambakan  dapat terwujut.
Oleh karena itu perlu kiranya penulis membatasi masalah dalam penelitian ini.
1. Penulis akan meneliti tingkat pemahaman agama orang tua sehingga berdampak pada pola pendidikan pada anak.
2. Penulis akan melihat pola tingkahlaku anak sehingga tingkat pemahaman agamanya dapat diukur.
3. Penulis hanya meneliti pengaruh pendidikan agama dari orang tua dan anak tanpa melibatkan hal-hal yang pengaruhi perkembangan pendidikan  anak yang lain.
4. penelitian ini berlokasi di desa Sungai Sungai Betung Hilir Kec. Gunung Kerinci
C.  Tujuan dan Kegunaan Penelitian
      1.   Tujuan Penelitian.
                      Sesuai dengan permasalahan yang di teliti, maka tujuan penelitian ini adalah:
a.       Untuk Mengetahui pola pendidikan agama yang di berikan orang tua dalam mendidik anak
b.      Ingin mengetahui tingkat perkembangan perilaku anak sehingga dapat di temui solusi yang terbaik.
c.       Ingin mengetahui bagaimana sebetulnya pola pendidikan agama islam yang sebenarnya yang berdasatkan pada Al-qut’an dan hadits sehingga dapat di terapkan di Sungai Betung Hilir.
2.   Kegunanan  Penelitian
Apabila tujuan yang sudah dirumuskan  tersebut telah tercapai, maka penelitian diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam hal  sebagai berikut:
  1. Untuk melatih diri dalam mengembangkan pengetahuan yang telah di peroleh selama  masa perkuliahan.
  2. Untuk mengetahui bagai mana sebetulnya pola pendidikan agama yang harus diterapkan oleh orang tua berdasarkan tuntunan Al-qur’an dan hadits.
  3.  Bagi masyarakat berguna sebagai bahan acuan dalam pendidikan agama yang harus di terapkan oleh orang tua agar terwujutnya masyarakat madani.
  4. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai kelar Sarjana Pendidikan Islam
D.  Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami penelitian ini, terutama menyangkut penggunaan istilah dari judul maka penulis perlu menjelaskannya.
Peran adalah keikut sertaan dalam pelaksanaan atau keterlibatan seseorang dalam pelaksanaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Orang tua adalah orang yang dewasa yang memiliki tugas mengantarkan kedewasaan anak-abak menuju tingkat kedewasaan yang di harapkan. Jadi orang tua itu melipuli Kakak,  ibu, bapak, paman, kakek dll. Akan tetapi yang penulis maksud orang tua dalam pemelitian ini adalah bapak dan ibu di desa Sungai Betung Hilir.
Mendidik anak adalah mengarahkan, mengajar, dan membentuk pola yang akan di capai oleh orang tua sebagai mana yang dia harapkan.
Ajaran islam yang penulis maksudkan disini adalah sebuah kaidah yang diharapkan dari inti ajaran islam yang bersumberkan pada al-qur’an dan assunnah.<span class="fullpost">
E.  Kerangka Teori
1. Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Islam
Pendidik adalah ”orang dewasa yang bertanggung jawab memberi binbingan atau bantuan kepada anak dalam perkembangan jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan”[3], maupun melaksanakan tugas sebagai makhluk Allah, sebagai Khalifah di muka bumi sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggub berdiri sendiri.
Pendidik atau orang dewasa sebenarnya adalah perantatra atau penghubung aktif yang menjabatani antara anak didik dengan tujuan pendidikan yang telah di rumuskan. Tugas utama pendidik meliputi:
a. Mencipta situasi untuk mendidik
b. Sebagai Administrator (pengelola)
c. Sebagai Techer (mengajar)
d. Dimisator (pemberi Semangat)
e. Inifator (mengubah Pemikiran anak didik)
F. Vasilitator (memfasilitasi anak didik jika memiliki masalah)
g. Konselor (pembinbing anak didik
h. Evaluator (menilai tingkah laku anak didik)[4]

Selain hal-hal yang tertera diatas seorang pendidik memiliki tugas yakni harus memiliki pengetahuan-pengetahuan yang di perlukan baik pengetahuan keagamaan maupun yang lainnya. Disamping itu juga menciptakan suatu bentuk pendidikan islam yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Penguasaan ilmu pengetahuan
b.      Pengembangan ilmu pengetahuan
c.       Penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
d.      Penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan hanya untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum.
e.       Penyesuayan pada perkembangan anak
f.        Pengembangan kepribadian penekanan pada amal shalleh dan tanggung jawab
2. Hakikat Anak Didik dalam Pendidikan Islam
Anal didik merupakan objek penting dalam ilmu mendidik. Saking penting faktor anak didik ini dalam pendidikan belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. dengan balajar otang menjadi pandaia akan mengetahui segala sesuatu yang di pelajarinya. Dalam agama islam ini belajar dan mengajar ini dapat dinilai sebagai jihad fi sabilillah yaitu pahalanya sama dengan pahala orang yang berjuang dalam membela kebenaran agama Allah.
Menurut Lageveld peserta didik memerlukan pendidikan karena ia berada dalam keadaan tidak berdaya. Sebagai mana yang telah di jelaskan dalam al-qur’an:

Artinya: ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan dia memberikamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. (QS. Annahal: 78).

Didalam islam kemampuan dasar/pembawaan itu disebut dengan fitrah yang pengertian etimologis yang mengandung arti ’kejadian’  karena kata fitrah itu berasal dari kata kerja Fatoro yang berarti menjadikan. Islam memandang manusia sebagai objek pendidikan itu sejak dilahirkan dari kandungan ibunya sampai ke liang lahat.
F. Hipotesis
Berdasarkan urayan diatas maka dapat dibuat dugaan sementara sebagai berikut:
  1. Apabila perhatian dari orang tua kurang akan pentingnya pendidikan bagi orang tua otomatis kepribadian anak-anak sulit untuk di bentuk guru di sekolah.
  2. Apabila pendidikan islam tidak dijalankan dengan baik di Desa Sungai Betung ini maka kehancuran generasi muda akan terjadi.
  3. Apabila pendidikan orang tua lemah otomatis pendidikan anak sulit di capai.
  4. Apabila tokoh masyarakat tidak memperhatikan pendidikan masyarakat dan anak di Desa Sungai Betung Hilir  ini sudah pasti ketertinggalan akan di raih.
  5. Apabila orang tua memiliki kemauan untuk melaksanakan pendidikan islam dengan sungguh-sungguh insyaallah pembentukan kerpribadian anak mudah untuk di capai.
G. Metodologi Penelitian
       1.  Jenis dan lokasi Penelitian
            a.   Jenis penelitian.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan  menggunakan sudut pandang pendidikan. dan adapun penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan atau Field Rescarch serta sebagai penguat penulis juga melakukan penelitian pustaka atau Library Research untuk memperoleh teori dan sumber yang relevan dengan permasalahan yang penulis teliti.
b.      Lokasi penelitian.
Penelitian ini berlokasi di Desa Sungai Sungai Betung Hilir kec. Gunung Kerinci kabupaten Kerinci.
  1. Jenis dan sumber Data
a.  Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam proses penelitian ini  adalah data primer dan data seknder. Data primer merupakan  data yang penulis peroleh langsung dari para responden, yang mana data tersebut mengenai:
1). Pendidikan yang di lakukan orang tua terhadap anak di Sungai Betung Hilir.
2). Data mengenai tingkat pendidikan orang tua.
3). Data mengenai pola tingkah laku siswa dalam perkembangan pendidikannya.
Selain itu, jenis data yang penulis gunakan adalah  data sekunder yang penulis peroleh dari buku-buku sumber, al-qur’an, al-hadits, kamus ilmiah dan dokumentasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun data yang penulis maksudkan adalah:
1).  Data mengenai gambaran lokasi penelitian, yang meliputi: historis dan geografis lokasi penelitian, struktur organisasi, sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki, yang semua data tersebut nantinya memiliki kontribusi dalam penelitian ini.
2). Data mengenai keadaan pengurus desa, tingkat pendidikan, adat-istiadat serta hal-hal yang mempengaruhi pendidikan agama anak.
b.      Sumber Data
     Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini  berfungsi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari kepala desa, tokoh adat, alim ulama, pengurus masjid, pengurus majlista’lim, pengurus TPA, orang tua, anak-anak, termasuk masyarakat sekitarnya. suasana yang terjadi, dan dokumentasi yang relevan dengan permasalahan yang di bahas.
  1. Populasi Dan Sampel
a.       Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi  populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi penelitian yang dalam hal ini adalah seliruh warga masyarakat Desa Sungai Betung Hilir yang terdiri dari: 116 Kepala Keluarga (KK) dan jumlah masyarakat lebih kurang 340 orang.
            b.  Sampel
      Untuk mendapatkan informasi yang jelas maka penulis perlu menetapkan sampel agar memperoleh data yang jernih pula, jadi dalam penelitian ini penulis menetapkan sampel dari tokoh masyarakat sebanyak populasi yang ada, sedangkan untuk sampel orang tua dan anak-anak, penulis menetapkan 20 % dari populasi yang ada, Dalam pengambilan sampel tersebut penulis menggunakan teknik Random Sampling maksudnya kesempatan yang sama untuk dipilih setiap guru atau unit dari keseluruhan populasi, dan untuk sampel informasi ditentukan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan bahwa orang yang terpilih dapat memberikan informasi sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
  1. Metode Pengumpulan Data
a.       Metode Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati langsung permasalahan yang diteliti dan dari pengamatan yang penulis temukan di lapangan, ini dilakukan sebagai “pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang terjadi.”[5] Metode ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan agama yang dilaksanakan oleh orang tua dan anak-anak di Sungai Betung Hilir.
b.      Metode Wawancara
Metode Wawancara merupakan “cara menghimpun bahan dan keterangan yang diperoleh dengan melakukan tanya jawab sepihak, bertatap muka dengan arah dan tujuan tertentu.”[6] Metode wawancara ini penulis gunakan unutk mendapatkan keterangan secara langsung dari responden.
c.       Metode Dokumentasi
</span>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH NASKAH DRAMA BAHASA JAWA

UPACARA ADAT JAWA

SEJARAH DESA PENGGARIT